Masyarakat Tuding Kepala Balai TNTN Ongkang Ongkang Kaki Saja, Heru Sutmantoro Sebut Sudah Banyak Upaya Hukum Kami Lakukan Untuk Selamatkan Tesso Nilo

Masyarakat Tuding Kepala Balai TNTN Ongkang Ongkang Kaki Saja, Heru Sutmantoro Sebut Sudah Banyak Upaya Hukum Kami Lakukan Untuk Selamatkan Tesso Nilo
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo Heru Sutmantoro, S. Hut

Ukui - Wacana pengembalian fungsi hutan taman nasional Tesso Nilo ( TNTN) oleh pemerintah Indonesia tampaknya hanya akan menjadi sebuah wacana saja pasalnya kepala balai Taman Nasional Tesso Nilo seakan tutup mata dengan yang terjadi diwilayah TNTN tersebut.

Hal itu bukan tanpa alasan  karena beberapa waktu terakhir ini tampak tiga alat berat sedang merambah kawasan hutan tersebut.

"Tiga alat berat diduga masih beroperasi sekitar sungai Sawan kenayang, kalau gak ada aturan kita habisi saja hutan ini sekalian" Ungkap Khairat masyarakat Desa Kembang Bunga.

Masyarakat pun sudah banyak yang geram terkait persoalan tersebut karena para cukong begitu leluasa mengolah lahan di kawasan TNTN.

Tambahnya mana ini kepala balai yang katanya menjaga hutan TNTN ini, kalau cuma ongkang- ongkang kaki saja kita juga mampu jadi penjaga TNTN ini.

Ditempat terpisah salah seorang tokoh masyarakat Hamincol menyampaikan bila ada warga yang melakukan hal serupa pasti sudah dibui, sementara kami masyarakat Lubuk Kembang Bunga hidup dibawah garis kemiskinan.

Sementara itu kepala balai TNTN  Heru Sutmantoro, S.Hut bantah semua tudingan masyarakat yang dilontarkan kepadanya. pihaknya sudah melakukan upaya-upaya agar penyelamatan TNTN bisa terwujud.

"Kami sudah mengumpulkan data dan informasi terkait kepemilikan alat berat serta pihak terkait dalam melakukan pembukaan lahan tersebut dan kami sudah informasikan juga melalui beberapa media online", tanggap Heru.

Heru tak menampik bahwa kondisi di TNTN terjadi perambahan secara masif yang dilakukan oleh para cukong yang memiliki modal besar.

"Kita hanya punya personil 23 orang Polhut dilapangan untuk memutar dan mengawasi kawasan begitu luas yakni sekitar 80 ribu hektar " beber Heru.

Viralnya perambahan ini terjadi karena ada warga desa Lubuk Kembang Bunga kecamatan Ukui turun kelapangan membuat Vidio sehingga persoalan ini mencuat kepublik.

"Sepertinya masif perambahan ini dibuktikan dengan adanya surat ganti rugi lahan dengan diketahui oleh pemerintah Desa setempat RT/RW , Kadus, serta kepala Desa Lubuk Kembang Bunga," pungkasnya.

Saat dikonfirmasi redaksi terkait 3 alat berat beroperasi rambah TNTN, kepala balai menyampaikan akan bekerjasama dengan Balai Gakkum LHK Sumatera untuk menindak kalaupun alat berat itu masih ada.

Terakhir Heru berharap agar para pihak seperti kepolisian termasuk masyarakat bisa berkolaborasi membantu balai menyelamatkan kawasan dari aksi perambahan.

Berita Lainnya

Index