Bersama Rumah Sunting, Seniman Riau Meriahkan Helat Antau Semah Nagoghi di Desa Tanjung Beringin

Bersama Rumah Sunting, Seniman Riau Meriahkan Helat Antau Semah Nagoghi di Desa Tanjung Beringin
Founder Rumah Sunting Kunni Masrohanti bersama Raja Rantau Kampar Kiri Tengku Muhammad Nizar, Permaisuri dan Ninik Mamak Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu(Sabtu, 28 Januari 2023)

Tanjung Beringin -  Puluhan seniman Riau yang tergabung dalam Residensi Seniman Riau 2023 memeriahkan helat Semah Antau Semah Nagoghi Malako Kociak Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu,  Kampar. 27-29 Januari 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Seniman peserta residensi menampilkan berbagai pertunjukan seni. Karya seni yang dipentaskan merupakan hasil residensi sejak Jumat hingga Sabtu siang di desa tersebut. Meski diakui tidak cukup waktu atau residensi itu sangat singkat, tapi pertunjukan yang ditampilkan berhasil membuat penonton memenuhi ruang kosong didepan panggung yang terletak didepan SD dan mampu membuat penonton berdecak kagum.

"Bagi Saya, residensi yang dilaksanakan Komunitas Seni Rumah Sunting ini sangat luar biasa, meski dengan waktu sangat singkat belum bisa bisa berbuat apa-apa, tapi ini awal yang baik apalagi sepulang dari sini nanti ada diskusi-diskusi dan pergelaran karya hasil residensi yang lebih matang lagi. Demikian disampaikan Taufik Yendra, pemusik yang ikut giat tersebut(31/1).

Tambahnya yang jelas luar biasa. Masyarakat terhibur, kami banyak belajar dari mereka, sebaliknya mereka juga semoga terinspirasi dengan pertunjukan-pertunjukan seni dari kami. Intinya lagi, kami merasakan keramahan, kesederhanaan dan kebahagiaan masyarakat disana bersama kami. Pastinya kegiatan ini sangat bermanfaat.

Dikatakan Taufik, Alhamdulillah malam pertunjukan di Desa Tanjung Beringin kami tampil memukau dengan Bagadumbo yang sudah digarap sebelumnya. Garapan musik yang luar biasa itu juga melibatkan seluruh penonton. Mereka bukan hanya warga Desa Tanjung Beringin, tapi juga warga Desa lain disekitar Sungai Subayang.

"Banyak hal yang kami dapatkan pelajaran sepulang dari Desa Tanjung Beringin. Pihaknya akan mempersiapkan garapan musik baru untuk kedepannya," ujarnya.

Meurut Taufik, dirinya dibantu oleh beberapa teman-teman pemusik diantaranya Leman Le Q, ia menampilkan musik khas yakni gesekan biola yang menderu-deru. Sementara Farid Jhonatan yang juga pemusik, tampil dengan lagu barunya berjudul Malako Kociak. Anak-anak di Desa tersebut malah sudah hafal dengan lagi itu sebelum dipentaskan.

"Depal alias Denny Palu berkolaborasi dengan Als Rahim Sekha dalam pertunjukan teater malam itu, juga tentang Malako Kociak. Mereka melibatkan anak-anak dalam pertunjukan tersebut yang sudah dilatih sejak Jumat dan Sabtu siang. Pertunjukan bebas dengan menggunakan lampu obor dan kerikil Sungai Subayang dipentas kedua atau di belakang tenda tamu utama,, membuat masyarakat terpana dan bertepuk tangan meriah," terangnya.

Sambungnya, Al Khudri seniman Riau asal Rohil yang asyik dibidang rupa, menghasilkan karya berupa kerajinan tanga atau kriya dari pasir, kerikil, kayu dan lain-lain sebagai media dasarnya. Hebatnya lagi, karya itu dibuat langsung bersama anak-anak disana dan Khudri mengumpulkan mereka lalu melatih secara singkat. Bukan hanya kriya, lahir juga karya gambar dengan degradasi warna yang luar biasa. Begitu juga dengan Gedoy yang tampil dengan lagu-lagu Subayangnya malam itu.

Lebih lanjut menjelaskan bahwa Ferry yang mengikuti residensi dari cabang film atau sineas, menggarap perjalanan Residensi ini dalam film dokumenter. Sementara Nuratika, Bambang Kariyawan, Asqalani Eneste dan Zikri sang deklamator kecil, termasuk Founder Rumah Sunting Kunni Masrohanti, memecahkan panggung itu dengan pembacaan puisi tentang Malako Kociak.

Sementara itu Founder rumah sunting Kunni menyebut bahwa Residensi  Seniman ini dilaksanakan untuk mengangkat kekayaan budaya dan alam sekaligus melestarikannya dalam karya seni melalui tangan dan hati para seniman.

"Kerja kebudayaan ini harus nyata, kerja ril, tidak perlu banyak cerita. Residensi seniman dan pentas seni oleh seniman-seniman Riau ini merupakan upaya pelestarian dan mengusung kekayaan itu kepermukaan," tegasnya.

Selain itu tambah Kunni, Kami juga berjanji dengan kawan-kawan di Tanjung Beringin kalau ada acara Semah Antau disini, kami akan meramaikan. Maka setelah tahu jadwal Semah Antau dari panitia di kampung,  kami pu bersiap dan memenuhi janji tersebut malam ini.

Kunni juga menyebutkan, perjalanan Residensi Seniman selama tiga Hari ini belum berakhir. Sesampainya di Pekanbaru, para seniman akan mematangkan karya dan akan dipentaskan lagi di Pekanbaru.

"Inilah yang baru bisa kami lakukan dalam residensi ini. Kami menyadari bahwa waktu ini sangat singkat, tidak layak untuk menghasilkan karya yang hebat. Tapi semoga ini menjadi awal, InsyaAllah Kawan-kawan seniman yang ikut residensi akan menggarap karya mereka lebih matang lagi dan akan kami tampilkan di Pekanbaru," jelas Kunni.

Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri Tengku Muhammad Nizar mengapresiasi Budayawan dan Seniman Riau Kunni Masrohanti bersama Komunitas Seni Rumah Sunting yang didirikannya dalam perjungan melestarikan alam dan budaya di Rantau Kampar Kiri.

"Kami mengucapkan selamat dan terimakasih kepada Adinda Kunni dan Rumah Sunting yang membawa seniman Riau dari berbagai kabupaten/Kota beserta rombongan untuk memeriahkan kegiatan Semah Antau ini dengan pertunjukan Seni Kunni dan Rumah Sunting pernah membawa ratusan penyair Indonesia, dan mancanegara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan beberapa negara lain ke Kerajan Gunung Sahilan," pungkas Raja dihadapan Ninik Mamak, tokoh masyarakat dan segenap masyarakat Malako Kociak Tanjung Beringin.

Dikatakan Raja, Hari ini mereka hadir di Malako Kociak, menggali kearifan lokal untuk sumber inspirasi dalam karya seni dan menghibur kita semua. Inilah kerja pelestarian budaya sekaligus alam yang tidak bisa kita pungkiri lagi dan ini sudah sejak lama

Berita Lainnya

Index