Terkait Pernyataan Direktur Yayasan TNTN Sebut Harus Dicek Kawasan Atau Bukan, Batin Muda Gondai : Jangan Asbun, Kalau Tak Sanggup Usir Gajah Silahkan Mundur

Terkait Pernyataan Direktur Yayasan TNTN Sebut Harus Dicek Kawasan Atau Bukan, Batin Muda Gondai : Jangan Asbun, Kalau Tak Sanggup Usir Gajah Silahkan Mundur
Batin Mudo Gondai Firmansyah

Pelalawan - Konflik gajah dan manusia yang belakangan ini menjadi tranding topik di Pelalawan nampaknya belum mendapatkan solusi kongkrit. Baru - baru ini direktur yayasan Taman Nasional Tesso Nilo ( TNTN ), Yuliantoni memberikan komentar terkait gajah yang merusak kebun masyarakat Gondai, dirinya mempertanyakan status lahan milik petani yang berada di Gondai apakah termasuk dalam kawasan atau bukan.

Hal ini menuai kecaman dari berbagai pihak salah satunya dari  ketua Lembaga Adat Melayu ( LAM) Kecamatan Langgam Urip Pajarian, dan Firmansyah batin Mudo Gondai.

Firmansyah selaku Batin Mudo Gondai mengatakan kecewa dengan pernyataan yang disampaikan oleh direktur TNTN, Yuliantoni.

" Kok pertanyaan seorang direktur  yayasan TNTN seperti itu? Dia belum tau Desa Gondai ini sudah berapa lama berada disini, kebun masyarakat ini tentu saja sudah digarap sejak turun temurun," ujarnya.

Firman mendesak Direktur Yayasan TNTN untuk segera melakukan upaya strategis dan tidak hanya mencari kambinghitam terkait persoalan ini.

" Jangan mengada- ngada kalau tak sanggup mengusir gajah silahkan mundur,  jangan mengambinghitamkan masyarakat. Jangan asal bunyilah," pungkasnya.

Senada dengan Firman, Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Langgam Urip Panjarian mempertanyakan mana yang lebih dulu kawasan atau kebun masyarakat? Pada zaman dahulukan pemetaan ini saya kira main tembak diatas meja saja, kebun karet masyarakat disebut juga kawasan hutan, tentu ini perlu diluruskan.

Tambahnya meminta pihak terkait untuk dilakukan pengukuran ulang kawasan TNTN supaya memiliki batas yang jelas.

"Harus segera dilakukan pengukuran ulang kalau tidak dilakukan pengukuran maka konflik ini akan terus menerus terjadi, kalau perlu buat parit pembatas supaya nanti tau mana kawasan dan mana yang bukan kawasan, selama ini masyarakat juga dirugikan dengan tidak bisa mengurus surat kepemilikan lahan,"tandasnya.

Gajah Liar Kembali Rusak Kebun Warga Desa Gondai, Direktur Yayasan TNTN: Harus Dicek Apakah Kawasan Hutan Atau Bukan

Setelah berhasil dievakuasi gajah liar yang beberapa Bulan menghantui petani di Desa Betung kecamatan Pangkalan Kuras, kawanan Gajah liar kembali merusak tanaman sawit milik petani Desa Gondai Kecamatan Langgam. Demikian disampaikan Amizar seorang petani sawit di Desa Gondai(5/3).

Tambahnya kawanan Gajah sering datang ke Desa Gondai dan merusak tanaman Sawit milik mereka.

"Udah hampir Tahunan kami disini berkawan sama Gajah liar, dan sawit kami sudah puluhan hektar disedekahkan kepada Gajah," sesalnya.

Dikatakan Amizar, pihak berwenang belum pernah hadir untuk menanggapi keluhan dari petani di desa Gondai. Padahal disini ada pos Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo.

"Belum pernah hadir, bahkan ada dulu sekali hadir pihak BBKSDA tapi malah kami masyarakat yang disuruh ngusir Gajah, mereka hanya ongkang- ongkang kaki saja," ujarnya.

Dirinya berharap ada solusi kongkrit terkait masalah yang dialami petani Sawit di Desa Gondai.

"Semoga saja ada solusinya, menjerit  melihat kebun kami hancur oleh Gajah ini pak," pungkasnya.

Sementara Direktur Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo Yuliantony mengatakan usaha untuk mengusir sebenarnya sudah ada. Tim YTNTN bersama masyarakat Gondai selalu melakukan pengusiran.

Terkait dengan usaha mitigasi yang belum berhasil kata Yuliantony, kami juga menyadari hal itu. Dan kami mohon maaf karena belum berhasil. Namun kami akan tetap berusaha untuk memitigasinya.

"Tapi kita juga harus tahu bahwa perilaku gajah dan status dari lahan itu. Gajah yang di Gondai adalah gajah jantan yang mempunyai perilaku yang berbeda dengan gajah kelompok. Mereka mempunyai pergerakan yang acak untuk mencari kelompok lain atau betina lain atau mencari makan," terangnya.

Dikatakan Yuliantony, terkait dengan habitat, kita harus juga melihat apakah itu kawasan hutan atau bukan. Kalau statusnya kawasan hutan itu jelas merupakan habitat atau rumah dari gajah itu.

"Artinya kalau kita beraktifitas di kawasan hutan maka kemungkinan untuk dikunjungi gajah dan satwa lain akan semakin tinggi dan kita harus menydari ini. Kami berterima kasih kepada warga Gondai dan masyarakat disekitar TNTN karena masih merespon kedatangan gajah dengan cara yang baik. Kami berharap ini terus dipertahankan," tutupnya.

Berita Lainnya

Index