Nasib Pentolan IPMAKUSI (6), Marsanul: Pengagum Berat Amien Rais

Nasib Pentolan IPMAKUSI (6), Marsanul: Pengagum Berat Amien Rais
Pentolan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kuansing Pekanbaru (6)

Ditulis oleh: Sahabat Jang Itam 

Kuansing - Postur tubuhnya memang agak pendek - tapi padat dan berisi. Tutur katanya tersusun rapi. Suaranya lembut  enak didengar. 

Sedari kuliah sudah "maniak" organisasi - baik di lingkungan kampus maupun luar kampus. Ia aktif di Senat Fisipol UNRI yang sering melakukan aksi demo pada saat reformasi. 

Diluar kampus, Ia aktif di Ikatan Remaja Muhammadiyah Riau dan IPMAKUSI di Seksi Pengkaderan dan Organisasi. 

Itulah sekilas tentang Marsanul kelahiran Kecamatan Kuantan Mudik 1973. Rekan rekannya  sesama aktivis memanggilnya Amien Rais. 

Kenapa.....? 

Marsanul atau akrab disapa Sanul ini adalah fans berat Amien Rais. Nyaris setiap pernyataan politik Amien Rais di televisi maupun media cetak diingatnya. Lalu didiskusikannya dengan kawan-kawan seperjuangannnya. 

"Kata Pak Amien ...., reformasi tanpa mahasiswa ibarat sayur tanpa lauk. Artinya, reformasi itu akan hambar," ujarnya meyakinkan. 

Saking seringnya menyebut nama Amien Rais,  Sanul sering disindir sahabatnya, Jang Itam  "Katanya pendukung berat Amien Rais, tapi pilihan politik kog beda. Yang benar dong," ujar Jang Itam. 

Pada awal reformasi Amien Rais berjuang melalui Partai Amanat Nasional (PAN) yang didirikannya. Sementara Sanul semasa kuliah sudah aktif dipartai Keadilan (PK) yang sekarang menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Pada pemilu 1999, Sanul  jadi caleg PK. Sayang ia gagal. Sementara sang idola Amien Rais berhasil melenggang ke Senayan dan menjadi Ketua MPR RI. 

Menanggapi pilihannya yang berbeda dengan tokoh idolanya itu, Sanul hanya berkomentar. Di Muhammadiyah beda pilihan politik itu biasa. 

Sanul menyebut, Ketua PW  Muhammadiyah Riau Radja Roesli gabung dengan PAN. Razali Yahya gabung dengan PPP. Ada juga yang gabung dengan partai politik lainnya. 

Usai kuliah dari Fisipol UNRI jurusan Hubungan Internasional, Sanul memilih aktif diorganisasi Muhammadiyah Riau. 

Disamping itu, sejak Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) berdiri, Sanul bergabung. Ia salah seorang tenaga pendidik (disen) di perguruan tinggi yang didirikan Muhammadiyah Riau itu.
----------------- 
Nath Tore: “Penjinak” Jang Itam

Sedari awal kuliah Nardi T Rusman sudah aktif di IPMAKUSI. Ketika pemilihan Ketua IPMAKUSI pertama, dia ditunjuk sebagai Ketua Panitia. Banyak mahasiswa yang meragukan netralitasnya. 

Pasalnya Nath Tore sapaan akrabnya “sekampung” dengan calon Ketua IPMAKUSI Mardianto Manan. Sama-sama berasal dari Pangian. Sementara lawannya Apriadi alias Philipdari Kecamatan Benai. 

Protes itu disampaikan Sandi dari Kecamatan Kuantan Tengah. “Kalau calonnya berasal dari Kecamatan Pangean dan Benai,  ketua panitianya harus dari luar kecamatan itu. Kita menjaga netralitas dalam pemilihan,” ujar Sandi. 

Namun keraguan itu berhasil ditepisnya dengan santai. Buktinya Pemilihan Ketua IPMAKUSI pada 31 Mei 1999 berjalan dengan lancar. Masing-masing pendukung bisa menahan diri. 

Philip yang masih kuliah di UNRI berhasil menumbangkan Mardianto Manan yang baru menyelesaikan kuliahnya di UGM Yogyakarta. Kabarnya, Jang Itam  sempat memprotes kekalahan itu. Namun protes Jang Itam bisa diredam oleh Nath Tore. 

“Kalau Jang Itam yang protes itu persoalan gampang. Saya tau trik menjinakkan Jang Itam. Dia (Jang Itam) itu hanya jago kandang. Di luar kandang hatinya akan luluh. Apalagi jika sudah dinasehati gadis pujaannya,” ujarnya  tersenyum. 

Kemenangan Philip merupakan  rangkaian perjuangan  panjang IPMAKUSI dalam mendukung pemekaran Kuantan Singingi.  Bersama Philip, Nath Tore ikut menggelorakan semangat pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam IPMAKUSI mendukung pemekaran  Kuantan Singingi. 

Pasca pemilihan itu Nath Tore ikut membantu panitia pemekaran Kuantan Singingi menyiapkan Musyarawah Besar (Mubes) di Telukkuantan pada 9-10  Juni 1999. 

“Posko kami di aula Kantor Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pekanbaru. Saya dan Philip selalu stanbay di posko itu bersama Silo,  Butet, Budi Pulau Dore,  dan Jang Itam,” ujarnya. 

Usai menamatkan kuliahnya di Fakultas Teknik UIR, Nardi memilih kerja sebagai swasta. Statusnya dari “anak buah” kini menjadi bos atau pemilik perusahaan.   Perusahaannya pernah mengisi cathering di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. 

Nath Tore sekarang beda dengan dulu. Sekarang dia sudah sejahtera. Tapi, ia tak lupa dengan kawan-kawan seperjuangannya dulu. Ibarat kacang, ia tak lupa dengan kulitnya. 

Saat ini seiring dengan penambahan usia, Nath Tore makin dekat dengan sang pencipta.“Dia sekarang sudah jadi ustad dan berteman baik dengan Ustad Abdul Somad,” ujar Jang Itam. 

Betul tak tuh?
----------------- 
Mike : Terjun ke KONI 

Mike Alpianto termasuk aktivis  mahasiswa Riau asal  Kuantan Singingi yang berani. Suaranya juga lantang ketika meneriakkan pemberantasan kolusi korupsi dan nepotisme yang diperjuangan mahasiswa saat reformasi bergulir tahun 1998. 

Diawal reformasi Mike beberapa kali ikut aksi demo. Termasuk melakukan aksi pembakaran rumah “bordil”di kawasan Pragat Sungai Jering, Kuantan Tengah. Akibatnya ia termasuk salah seorang aktivis mahasiswa yang diancam mau “dibunuh”jika pulang kampung. 

Yang mengancam adalah pemilik rumah bordil yang dibakar habis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Reformasi Indragiri Hulu (ARI) sepulang melakukan aksi dari Rengat. 

Namun pria yang dulu bertubuh kurus nan tinggi semampai ini tak takut dengan ancaman itu. Buktinya ketika pelaksanaan  Mubes masyarakat Kuantan Singingi di Telukkuantan pada 9-10 Juni 1999 ia ikut  jadi peserta.  

“Nyawa Mike itu berlebih,”ujar Sandi – salah seorang aktivis mahasiswa UNRI asal  Kuantan Tengah yang  memilih “bertahan” di Pekanbaru. 

Menurut Sandi, saat pelaksanaan Mubes di Telukkuantan banyak di antara anggota Ipmakusi yang tak “berani” pulang kampung. Pasalnya ancaman pembunuhan itu membayang-bayangi mereka. 

“Dari pada mati konyol lebih baik bertahan di Pekanbaru.” ujar Sandi  bersama Mike jadi Koordinator Demo dari Kecamatan Kuantan Tengah saat aksi demo ARI di Rengat akhir tahun 1998. 

Setamat kuliah di Fisipol, Mike pernah pulang kampung ke Telukkuantan. Ia sempat  bergabung dengan Partai Politik. Pilihannya jatuh ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, tak lama berselang, ia  mengundurkan diri. 

Kini Mike aktif di Koni Kuantan Singingi. Ketika Pekan Olahraga Provinsi Riau ke-X di Kuantan Singingi tahun 2022, Mike termasuk salah seorang “ujung tombak” yang ikut mensukseskan pelaksanaan pekan olahraga tingkat Provinsi Riau tersebut. 

“Saya salut dengan Mike. Sebagai Ketua III di KONI Kuantan Singingi, ia total membantu Aheng (Ketua KONI) dan jajaran pengurus lainnya untuk   menyukseskan pekan olahraga tersebut.  Bravo untuk Mike…. Saluuuuuuuuuuuuuut,” ujar  Syahrial Tajo, rekan seperjuangannya di KONI Kuantan Singingi. 

Syahrial  menyebut,  Mike adalah tipe pekerja keras dan konseptor ulung yang memberikan warna dalam kepengurusan di KONI Kuantan Singingi. Ditangan Aheng selaku Ketua KONI dan jajarannya,  kepercayaan yang diberikan Pemerintah Kuantan Singingi mereka bayar dengan prestasi. 

“Kuantan Singingi jadi runner up Pekan Olahraga Provinsi Riau ke-X di Kuantan Singingi tahun 2022 setelah kontingen Pekanbaru. Hal itu di luar dugaan dan perkiraan di tengah minimnya dana pembinaan untuk atlet,” ujar  Syahril  bangga. 

Kendati seumuran,  menurut Syahrial, Mike adalah salah seorang mentor dan guru spiritualnya  dalam menjalankan roda organisasi. Sebab, sahabatnya itu punya kelebihan yang tidak dimiliki pengurus KONI  Kuantan Singingi lainnya. 

Apa itu….? 

“Biarlah menjadi rasia kami berdua,” ujar pengurus KONI Kuantan Singingi asal  Sentajo Raya ini tersenyum. 
  
Syahrial selalu teringat dengan ucapan Mike yang selalu mengatakan: Semangat yang hebat  membuat energi perjuangan kita selalu kuat. Walaupun menghadapi tantangan dan rintangan yang berat.  Sehingga cita cita dan impian pun mudah didapat. 

Semangat yang lemah membuat energi perjuangan kita mudah goyah. Cita cita dan impian pun mudah patah. Tugas kita adalah ikhtiar dengan penuh semangat, disertai ibadah dan doa yang hebat. 

“Insyaallah hasil akhir pun akan diridhoi Allah Yang Maha Kuat. Itu pesan Mike terhadap generasi penerusnya,” ujar Syahrial.

Berita Lainnya

Index