Kahmi Pelalawan: Negara Harus Hadir, Jangan Kalah dengan Mafia Perambah Taman Nasional Tesso Nilo

Kahmi Pelalawan: Negara Harus Hadir, Jangan Kalah dengan Mafia Perambah Taman Nasional Tesso Nilo
Tengku Marlin Assegaf, S.sos Bersama Gajah

Pelalawan - Pengurus Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Pelalawan Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup Tengku Marlin Assegaf S. Sos mengatakan konflik Gajah dan Manusia dikarenakan habisnya hutan tempat  makan gajah di dalam kawasan Tesso Nilo, oleh karena itu menyebabkan kawanan gajah berkeliaran mencari makan diluar TNTN(12/2).

Tengku Marlin, berharap kepada pihak terkait, dalam hal ini Gakkum untuk mengusut tuntas sampai keakarnya terkait persoalan 3 (tiga) alat berat yang merambah TNTN yang diberitakan beberapa media online Minggu ini.

"Kawasan TNTN ini adalah warisan nenek moyang dan leluhur kami Riau yang diberikan kepada Negara untuk menjaganya," ujarnya.

Dikatakan Tengku Marlin, hutan TNTN yang jumlahnya berkisar 81.379 Ha sekarang hanya tinggal lebih kurang sekitar 13.000 Ha lagi. Kalau menurut saya ini menunjukan ketidakmampuan Balai TNTN dan Gakkum untuk melindungi Taman Nasional Tesso Nilo.

Dirinya sangat sedih ketika hutan TNTN ini habis digarap oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dia minta Negara untuk mengusutnya sampai tuntas.

"Siapa saja yang menggarap hutan seluas ini dengan memakai alat dan kemana arah kayu nya yang dulu besar-besar dijual. Ini patut ditelusuri gakkum siapa saja yang terlibat. Kalau ada pihak korporasi yang terlibat, kita minta Negara untuk mencabut izin perusahaan tersebut", ungkapnya.

Sambung Tengku Marlin, ia minta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia harus berkomitmen untuk melaksanakan undang-undang dan peraturan serta keputusan Negara.

Menurut Tengku Marlin, SK nomor : SK.72/Menlhk/Setjen/HPL.0/2/2018 Tentang Implementasi Pengelolaan Ekosistem Tesso Nilo dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat, Negara tidak boleh kalah dengan Mafia.

Selaku Anak Jati Negeri Melayu Pelalawan, dirinya meminta pemerintah Daerah, DPRD agar bisa bersinergi dengan pusat untuk menjaga Taman Nasional Tesso Nilo.

"Kita harus bersama bersinergi menjaga Negeri Pelalawan. Persoalan perambahan dan ketamakan yang membuat konflik satwa dan alam murka, Ini semua hanya nafsu duniawi yang membuat konflik sosial," ujarnya.

Kepada pemangku jabatan kata Tengku Marlin, jangan Hubbud Dun,ya wa karahayyatul maut (Cinta Dunia dan Takut Mati). Semua ini hanya titipan Allah SWT.

"Mari kita introspeksi dan berbenah untuk Pelalawan yang maju dan peradaban," tutupnya.

Berita Lainnya

Index